Cara Mengatasi Turnover Karyawan Yang Tinggi

Cara Mengatasi Turnover Karyawan Yang Tinggi

Tingginya angka turnover atau jumlah karyawan yang keluar-masuk dalam perusahaan seharusnya mampu dijadikan introspeksi bagi perusahaan.

Apakah mereka merekrut karyawan yang kurang sesuai dengan yang mereka harapkan, atau apakah perusahaan yang memang belum memperlakukan karyawannya secara layak?

Terlebih di zaman sekarang dimana generasi pekerja muda sangat dikenal sering keluar-masuk perusahaan. Selain menghabiskan budget lebih besar, tingkat turnover yang tinggi mengakibatkan menurunnya semangat kerja karyawan lain.

Untuk itu, berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi jumlah turnover karyawan dalam perusahaan Anda.

1. Rekrut Kandidat yang Tepat Sejak Awal
Hal ini dipercaya oleh para rekruter sebagai salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi tingkat turnover karyawan Tidak hanya me-wawancara kandidat secara ketat namun pastikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang kita butuhkan dengan proses onboarding yang efektif pula, sehingga mereka mampu sejalan dengan budaya perusahaan, atasan, dan rekan kerja mereka.

2. Atur Kompensasi dan Tunjangan yang Sesuai
Tinjau, gali dan perbarui data Anda setiap tahun mengenai peraturan dan jumlah gaji yang harus dibayarkan dari masing-masing industri dan jabatan setiap tahunnya.

Berikan tunjangan kepada karyawan jika memang dibutuhkan, jadwal kerja yang felksibel, dan bonus yang sesuai dengan kontribusi dan prestasi yang telah diberikan masing-masing karyawan oleh perusahaan. Di sinilah kemampuan Anda sebagai seorang HR diuji.

3. Perhatikan Kebutuhan Karyawan
Untuk mengetahui hal ini, baik manajer ataupun HR dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan karyawan untuk mendapatkan feedback.

Selain sebagai medium interaksi antara karyawan dan perusahaan, hal ini juga dipercaya untuk meningkatkan keterlibatan karyawan. Misal dengan melakukan pertemuan bulanan atau per-departemen untuk menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu menajdi perhatian bersama.

4. Tantang Karyawan untuk Terus Berkembang
Jika memang karyawan bosan dengan perusahaannya, Anda dapat “menantang” mereka kembali. Salah satu caranya melalui melibatkan mereka dalam proyek penting, perencanaan pembuatan produk atau jasa baru, hingga melakukan rolling atau bertukar fungsi atau peran dalam perusahaan.

Hal itu dipercaya dapat membuat karyawan merasa tertantang. Dan ketika karyawan tertantang, mereka akan tampil lebih baik secara individu maupun sebagai tim.

5. Bangun Lingkungan Kerja yang Positif
Selain penghargaan, pengakuan dan pujian, lingkungan kerja yang positif dapat dibangun tidak hanya di perusahaan secara menyeluruh namun per departemen seperti makan bersama per bulan guna meningkatkan bonding antar karyawan.
Tidak ada perusahaan yang mampu menghindari turnover karyawan yang tinggi.

Oleh sebab itu, tidak mungkin perusahaan dapat memuaskan seluruh karyawannya. Bahkan perusahaan-perusahan yang masuk dalam daftar “The Best Companies to Work For”, pun mengalami turnover; walau umumnya tidak setinggi perusahaan yang lain.

Selain itu, exit interview juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai alasan mengapa karyawan memutuskan resign dari perusahaan secara lebih akurat. Perusahaan tentunya juga dapat menggali masukan yang baik dari karyawan untuk memperbaiki situasi yang ada.

Cara Menyusun KPI Untuk Karyawan

Cara Menyusun KPI Untuk Karyawan

Menyusun KPI karyawan merupakan skill yang wajib dimiliki HR di setiap perusahaan. Keterampilan ini dibutuhkan dalam siklus manajemen kinerja, dari mulai penetapan tujuan dan sasaran karyawan, monitoring, penilaian, hingga rewarding.

KPI karyawan berfungsi sebagai parameter untuk menilai karyawan dan memberikan imbalan, sehingga biasa disebut KPI penilaian kinerja karyawan. Alat ukur ini dapat menjadi dasar yang kuat dan objektif untuk menjelaskan mengapa karyawan A mendapat kenaikan gaji lebih besar atau promosi lebih cepat dari karyawan B.

Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara menyusun KPI untuk karyawan.

1. Menentukan struktur organisasi
Bagian ini penting, karena struktur organisasi menjelaskan tugas dan pekerjaan masing-masing peran: siapa melakukan apa, dan melapor ke siapa. Struktur organisasi yang jelas membantu menghindari tumpang tindih tanggung jawab.

2. Menentukan job description
Job description adalah daftar tugas dari setiap peran yang harus dijalankan. Tugas-tugas ini akan menentukan KPI karyawan. Misalnya, job description sales adalah menjual produk, sedangkan contoh KPI karyawan sales adalah menjual 100 unit produk dalam 30 hari. KPI ini menjadi alat penilaian apakah sales tersebut berhasil menjalankan job description atau tidak.

3. Menyusun matriks penilaian
KPI harus dibuat dengan panduan SMART, yaitu specific, measurable, attainable, relevant, time-bound. Apa artinya?

– Specific: target harus dibuat jelas, detail, dan objektif
– Measurable: dapat diukur dan dilacak
– Attainable: sasaran realistis dan dapat dijangkau
– Relevant: target harus relevan dengan goals dan objectives.
– Time-bound: target memiliki jangka waktu

Matriks KPI dapat dibuat dalam tabel sederhana, dengan memecah tanggung jawab karyawan ke dalam key result areas dan indikator (KPI), disertai bobot (weight) KPI dan target. Weight setiap indikator ditentukan berdasarkan pentingnya tugas dan dibicarakan antara manajer dan karyawan, namun jumlah keseluruhannya harus 100.
Fungsi KPI tidak berhenti hanya sampai pada penilaian dan rewarding. Sebagai pengusaha, Anda masih punya pekerjaan selanjutnya yang tak kalah penting.

KPI menyediakan hasil evaluasi yang memberi tahu Anda area pekerjaan yang tidak diselesaikan dengan baik oleh karyawan. Jika masalahnya adalah skill yang kurang, Anda bisa mengembangkan skill mereka melalui pelatihan untuk membantu meningkatkan kinerjanya.

Jika Anda membutuhkan sebuah tools untuk membantu Anda dalam memonitor KPI karyawan maka Performate.id bisa menjadi solusi bagi Anda, silakan kontak tim kami di WhatsApp berikut untuk menjelaskan solusi yang bisa kami berikan terkait KPI untuk bisnis Anda.

Cara Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan

Cara Menumbuhkan Etos Kerja Karyawan

Untuk membantu menumbuhkan etos kerja karyawan, berikut daftar cara menumbuhkannya yang akan membuat kinerja karyawan menjadi produktif dan lebih fantastis!

1. Tepat waktu
Anda harus tepat waktu untuk semua janji Anda. Jika Anda diharuskan berada di kantor pada waktu tertentu, datanglah di sana lebih awal dari waktu yang ditentukan. Datang lebih awal memberi Anda kesempatan untuk meninjau pekerjaan hari itu. Tepat waktu juga merefleksikan motivasi kerja dan keinginan untuk maju yang lebih tinggi.

2. Menjadi profesional
Istilah profesional sering diidentikkan dengan cara berpakaian yang rapi dan formal. Hal tersebut tidak salah. Namun, istilah profesional jauh melampaui penampilan luar. Sikap dan nilai yang Anda cerminkan atas masalah maupun pekerjaan tiap harinya menunjukkan profesionalisme. Dengan mempertahankan kualitas profesional di tempat kerja, Anda turut membawa energi positif bagi diri sendiri dan orang lain.

3. Disiplin
Untuk mencapai sesuatu yang bernilai, Anda perlu disiplin. Tetap fokus pada tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Selesaikan setiap tugas dengan baik sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Jangan lupa, cobalah yang terbaik untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal yang Anda lakukan.

4. Investasi Waktu
Seorang tokoh penting asal Amerika, Benjamin Franklin, pernah berkata bahwa Anda tidak boleh menunda sesuatu ke hari esok jika Anda dapat melakukannya hari ini. Nasihat ini sudah berusia berabad-abad tetapi masih relevan dalam mengembangkan etika yang menguntungkan di pekerjaan Anda.

Pastikan Anda menyelesaikan proyek dan tugas tepat waktu. Anda pun memiliki lebih banyak waktu luang dalam jangka panjang dan bebas stress akibat tekanan deadline.

 

5. Pertahankan Gaya Hidup Seimbang
Giat bekerja memang bagus. Namun, jangan sampai menjadi workaholic dan melupakan kesehatan pribadi. Gaya hidup yang seimbang akan berpengaruh kepada kinerja. Makanlah makanan bergizi, olahraga, dan cukup tidur. Luangkan waktu untuk bersantai dan fokus dalam kehidupan pribadi. Jaga prioritas dengan benar dan lakukan evaluasi apakah Anda telah memiliki gaya hidup yang seimbang atau tidak.

 

6. Jangan Biarkan Kesalahan Masa Lalu Mengganggu
Manusia memang tidak ada yang sempurna, tetapi itulah yang membuat manusia selalu belajar sepanjang hayatnya. Semua orang melakukan kesalahan. Namun, semangat yang tinggi mampu mengangkat diri sendiri setelah kesalahan dengan belajar dan melanjutkan pekerjaan.

Jika Anda merusak motivasi kerja dengan memenuhi setiap pikiran dengan kesalahan masa lalu, keinginan Anda untuk menyelesaikan pekerjaan akan cepat menguap. Hal ini justru membuat Anda tidak produktif dan mudah sekali cemas akan melakukan kesalahan lain.

 

7. Mempertahankan Tanggung Jawab
Anda tidak punya pilihan selain menangani pekerjaan sendiri. Maka, bertanggung jawablah atas semua yang Anda kerjakan. Jika memang membutuhkan bantuan, segera minta bantuan kepada rekan maupun atasan dan diskusikan hal tersebut dengan baik. Identifikasi apa yang perlu Anda ubah dalam hidup untuk mengembangkan tanggung jawab lebih baik dari sebelumnya.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan karyawan untuk meningkatkan etos kerja secara mandiri dalam pekerjaan sehari-hari. Karyawan yang selalu berusaha mengembangkan kinerja umumnya akan selalu maju dengan membuka diri terhadap kritik dan saran.

Semua hal termasuk kemampuan dalam bekerja bisa ditingkatkan secara bertahap. Bila berhasil menunjukkan etos kerja yang tinggi, maka bukan tidak mungkin Anda akan mendapat promosi kerja atau tingkatan karir lainnya.

Bila Anda membutuhkan tools untuk mengukur KPI para karyawan Anda, maka Performate.id bisa memberikan solusi untuk permasalahan Anda tersebut. Silakan kontak kami untuk dapatkan solusi mengenai pengukuran KPI, kontak via WhatsApp disini

Tips Meningkatkan Loyalitas Karyawan

Tips Meningkatkan Loyalitas Karyawan

Besarnya sebuah perusahaan tak terlepas dari loyalitas karyawan yang bekerja keras di dalamnya. Mereka tak segan memberikan waktu lebih untuk bekerja (lembur) hingga bersedia bekerja dengan upah yang dibilang pas-pasan saat perusahaan masih baru berkembang.

Namun, tak sedikit perusahaan yang saat ini seolah tak terlalu mempedulikan sepak terjang seorang karyawannya sehingga akhirnya ia pun kehilangan talenta terbaiknya.

Berikut beberapa tips untuk meningkatkan loyalitas karyawan dari tim Performate.id

1. Menumbuhkan Rasa Percaya Terhadap Pemimpin
Untuk bisa membuat karyawan loyal, maka perusahaan harus lebih dulu bisa menumbuhkan rasa percaya mereka terhadap pemimpin perusahaan. Menurut Survei Darwin pada 2003, karyawan cenderung loyal terhadap perusahaan yang memiliki pemimpin berkompeten di bidangnya. Terlebih tahu arah dan tujuan perusahaan tersebut.

Agar bisa memupuk kepercayaan tersebut, maka Anda perlu mencari pemimpin perusahaan yang tahu akan potensi dirinya, sudah mengikuti banyak pelatihan dan punya visi-misi yang searah dengan perusahaan. Atau bila Anda sendiri pemimpinnya, maka carilah pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Anda, kemudian seringlah berinteraksi dengan tim, dan sebarkan energi positif yang Anda punya.

2. Lakukan Manajemen SDM yang Baik
Manajemen SDM yang buruk juga menjadi faktor pendukung mengapa banyak karyawan yang tak betah bekerja di sebuah perusahaan. Padahal, bila perusahaan tak melakukan manajemen SDM yang baik maka perusahaan bisa tertinggal dari pesaing.

Apalagi saat ini revolusi industri 4.0 sudah mulai berlangsung.
Manajemen SDM biasanya dilakukan perusahaan dengan memberikan pelatihan khusus kepada karyawan agar dapat meningkatkan mutu karyawan di perusahaan itu sendiri.

3. Memberikan Hak Karyawan Seperti yang Dijanjikan
Problematika yang sering dirasakan oleh karyawan yang bekerja di perusahaan kecil atau yang baru tumbuh adalah janji perusahaan yang tak terpenuhi. Karena umumnya perusahaan kerap mengiming-imingi janji pada calon karyawan saat perekrutan.

Namun, saat karyawan tersebut sudah bekerja, janji yang diutarakan tak kunjung terpenuhi. Hal ini juga kerap menjadi alasan mengapa karyawan tak bisa loyal pada perusahaan.

Padahal, dengan memenuhi hak karyawan seperti yang sudah dijanjikan akan membuat kondisi perusahaan terus membaik dan meningkat. Pastinya karyawan pun akan bekerja sungguh-sungguh. Jadi, memang lebih baik perusahaan tak perlu terlalu banyak mengumbar janji kepada calon karyawan.

4. Berikan Kendali Pekerjaan Pada Karyawan
Ada beberapa bagian pekerjaan dalam perusahaan yang tak mengharuskan karyawannya berada di kantor selama 8 jam. Beberapa divisi itu seperti media sosial, content writer, marketing, atau sales. Dengan itu cukup berikan kepercayaan kepada mereka dalam mengelola pekerjaan mereka sendiri.

Di sisi lain, perusahaan dapat mengevaluasi hasil kerjanya dalam tiga bulan bila seandainya memang tak memuaskan.

Loyalty Expert dan Allegiance Best Practices Manager, Kyle LaMalfa pernah mengatakan bahwa keterlibatan karyawan adalah komponen loyalitas nomor satu. Keterlibatan karyawan dalam hal ini adalah memberikan kendali pada setiap keputusan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan.

5. Ciptakan Suasana Kerja yang Nyaman
Tak sedikit karyawan yang memilih bertahan di sebuah perusahaan karena suasana kerja yang nyaman. Tapi, perlu diingat bila kenyamanan suasana kerja bukan hanya dari faktor fasilitas, tetapi juga budaya atau kebiasaan kerja, tidak terikat pada struktur organisasi.

Sehingga baik atasan maupun bawahan dapat mengobrol dengan santai.Intinya adalah membangun suasana kekeluargaan yang baik dalam lingkungan kerja dapat membantu perusahaan memupuk loyalitas karyawan.

6. Memberikan Jenjang Karier yang Jelas
Setiap karyawan tentunya ingin mendapatkan gambaran bila ia lama bekerja dalam sebuah perusahaan. Hal utama yang menjadi perhatian adalah jenjang karier.

Pastikan perusahaan tak membuat karyawannya berhenti di satu posisi itu sehingga tak bisa naik ke level lebih tinggi.Di sisi lain, dengan memberikan jenjang karier yang jelas dapat membangkitkan motivasi karyawan dalam bekerja.

7. Berikan Apresiasi atas Pencapaian Karyawan
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mau memberikan apresiasi kepada karyawannya yang sudah bekerja keras untuk membangun perusahaan. Karena itu berikanlah apresiasi sekecil apa pun itu kepada karyawan yang sudah bekerja luar biasa.

Memang, apresiasi yang paling dinanti oleh karyawan adalah bonus gaji, tapi bila itu merasa memberatkan bagi perusahaan, Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan libur tambahan di luar cuti kepada karyawan tersebut, paket liburan atau tamasya, atau penambahan fasilitas dari kantor.

8. Hargai Kehidupan Pribadi Karyawan
Perusahaan memang perlu mendorong karyawannya untuk memiliki etos kerja tinggi, tapi jangan sampai hal itu membuat perusahaan lupa bahwa karyawannya masih punya kehidupan di luar kantor. Jadi, hargailah kehidupan pribadi karyawan dengan tak terlalu memprioritaskannya selalu lembur atau sebagainya.

Perusahaan mungkin bisa menyiasatinya dengan menyediakan waktu lembur di hari-hari tertentu, sisanya karyawan harus pulang tepat waktu.Tentu saja delapan tips ini tidak bisa menjadi satu-satunya referensi bagi perusahaan yang ingin meningkatkan loyalitas karyawannya. Sejatinya setiap perusahaan memiliki sistem dan pola kerja yang berbeda.

Sebab itu pula diperlukan strategi yang berbeda di masing-masing perusahaan. Tapi, setidaknya dengan delapan tips ini Anda bisa memilih beberapa di antaranya untuk diaplikasikan pada perusahaan Anda. Karena ingatlah bahwa karyawan merupakan aset berharga sebuah perusahaan. Terutama karyawan yang memiliki etos kerja bagus. Setidaknya jangan sampai karyawan terbaik Anda lari ke perusahaan pesaing Anda.

PF - Logo Only

Performate

About
Careers
Blog
Customer

Our Products

Products
Promo
Pricing
Family
Business
Education

Help

Workshop
Seminar
Guide
Support
Service
Help Center

Legal

Products
Promo
Pricing
Family
Business
Education

Contact

Jl. Raya Pondok Kelapa Jakarta Timur

cs@performate.id
0812-1203-0314