Pentingnya Menanamkan Nilai Perusahaan Kepada Tim

Pentingnya Menanamkan Nilai Perusahaan Kepada Tim

Penanaman nilai perusahaan yang kuat membuat perusahaan mampu untuk tumbuh berkembang dan bertahan lama. Nilai – nilai  tersebut melekat dan dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan yang ada di perusahaan. Nilai – nilai yang dikemas secara baik akan membuat perusahaan memiliki karakter sehingga mampu untuk membentengi perusahaan dari krisis yang akan melanda. Nilai perusahaan merupakan kumpulan nilai yang dipercaya sebagai kekuatan dalam menyatukan sistem, proses, dan strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Nilai perusahaan dapat berupa alat atau tujuan yang dijadikan pegangan oleh individu atau bersama-sama.

Nilai perusahaan ini dapat membuat kreatifitas, inovasi, dan produktivitas memiliki kesinambungan dalam perusahaan sehingga akan terdapat ruang berekspresi untuk memciptakan peluang dan potensi bisnis. Nilai perusahaan digariskan secara struktural dari pimpinan perusahaan untuk meningkatkan nilai berdasarkan filosofi perusahaan yang sesuai dengan perubahan dan kondisi persaingan bisnis. Jika telah menciptakan nilai perusahaan, selanjutnya yaitu menjadikan nilai tersebut untuk dapat disepakati bersama dengan cara diyakini dan dijalankan. Nilai tersebut juga harus dikomunikasikan kepada seluruh lapisan yang ada di perusahaan tersebut. Dengan begitu semua pegawai akan memiliki kesadaran, pemahaman, dan keterlibatan sehingga pegawai tersebut akan berkomitmen pada perusahaan. Kemudian nilai tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk membangun sistem yang dilengkapi dengan penghargaan dan sanksi pada pegawai perusahaan. Selain itu juga dibutuhkan pemimpin yang dapat memberikan penerapan nilai perusahaan pada semua tim. Disini pemimpin akan memberikan contoh dalam membangun nilai dalam perusahaan .

Adanya nilai dalam perusahaan akan membuat tim akan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam perilakunya di lingkungan kerja, pengambilan setiap keputusan, dan interaksi sosialnya dalam perusahaan. Nilai perusahaan ini akan mempengaruhi hubungan baik dan reputasi dari perusahaan, namun dampaknya tidak akan terlihat pada pertumbuhan keuntungan perusahaan karena nilai-nilai tersebut bersifat tidak kasat mata.

Nilai perusahaan jika diterapkan dengan baik maka akan mampu membantu perusahaan mencapai tujuannya. Dengan menanamkan nilai perusahaan yang kuat akan dapat membentuk karakter perusahaan sehingga dapat menjadi benteng untuk menanggulangi risiko.

 

 

Pentingnya Menetapkan KPI Dalam Bisnis

Pentingnya Menetapkan KPI Dalam Bisnis

Menetapkan KPI dalam bisnis memberikan banyak manfaat yang bisa dirasakan, tidak hanya dirasakan oleh perusahaan atau pemilik usaha, tetapi bisa juga dirasakan oleh karyawan itu sendiri.

Apa saja, sih, manfaat penerapan KPI dalam bisnis baik bagi perusahaan maupun karyawan?

 

Manfaat Penerapan KPI bagi Perusahaan

Sebagai sebuah indikator kunci, sebuah perusahaan dapat memanfaatkan penerapan KPI untuk menjaga arah strategi bisnisnya. Meski indikator-indikator ini sebenarnya digunakan untuk mengukur kinerja karyawan, tetapi juga dapat dijadikan panduan terkait hal apa saja yang harus dilakukan oleh setiap karyawan, dan bagaimana pekerjaan tersebut dapat dianggap berhasil dilakukan.

Karena menjadi alat untuk mengevaluasi kinerja karyawan, penerapan KPI akan sangat membantu perusahaan yang memiliki departemen HR. KPI dapat digunakan oleh HRD untuk mengetahui pengukuran serta melakukan evaluasi terhadap hasil kerja karyawan, dan dapat dengan lebih cepat mengidentifikasi jika ada kendala yang dihadapi oleh karyawan tersebut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan adanya identifikasi masalah yang lebih cepat, pihak HRD juga dapat lebih mudah dalam menyokong kinerja karyawan tersebut, sehingga hasil kerjanya pun dapat maksimal dan secara tidak langsung juga mendukung pengembangan perusahaan tersebut.

Sistem KPI juga akan sangat membantu perusahaan yang menerapkan sistem reward atau apresiasi kepada karyawan yang menunjukkan kinerja yang baik. Tanpa adanya KPI, perusahaan akan kesulitan untuk menentukan seberapa baik hasil kerja yang layak untuk diapresiasi secara setara. Kalaupun dapat menentukan hal tersebut, umumnya ukuran yang dilakukan lebih bersifat subjektif dan dapat berubah-ubah kapan saja.

Memastikan karyawan mengetahui bahwa perusahaan akan mengapresiasi hasil kerja yang baik tentu saja bagus, tetapi jika ukuran yang digunakan tidak jelas, karyawan tersebut tentu akan kebingungan dalam menetapkan target kerjanya. Hal ini dapat diatasi dengan adanya KPI.

Mengingat KPI adalah sebuah alat yang secara objektif mengukur hasil kinerja seorang karyawan, tentunya ini bisa menjadi alat yang jelas untuk menentukan hasil kerja yang dapat diapresiasi oleh perusahaan. Karena ukuran ini bersifat objektif dan jelas, karyawan di perusahaan tersebut juga bisa memiliki rasa aman, nyaman, dan tak perlu takut bahwa hasil kerjanya tidak akan diapresiasi oleh perusahaan.

Dengan ukuran yang jelas seperti KPI, perusahaan dapat terus memotivasi karyawan untuk menunjukkan hasil kerja terbaiknya. Dalam jangka panjang, ini membantu perusahaan itu sendiri untuk terus mengoptimalkan pendapatan bisnisnya; terlebih jika reward yang diberikan kepada karyawan juga menggunakan sistem bertingkat di mana semakin baik hasil kerja yang ditunjukkan oleh karyawan tersebut, semakin besar pula apresiasi yang akan diberikan kepada karyawan.

KPI juga dapat membantu perusahaan menyampaikan ekspektasi bisnis yang dimilikinya kepada karyawan dengan bahasa yang mudah dipahami, yaitu target dan pekerjaan. Dengan memahami apa target yang harus dicapai dengan pekerjaan yang dilakukan, karyawan dapat memperkirakan arah mana yang ingin dituju oleh strategi bisnis sebuah perusahaan.

Sehingga, salah satu manfaat KPI adalah memastikan karyawan tetap melakukan tugas dan tanggung jawab kerjanya dengan baik dan selaras terhadap tujuan perusahaan itu sendiri.

 

Manfaat Penerapan KPI bagi Karyawan

Setelah mengetahui apa itu KPI dan manfaatnya bagi perusahaan, tentunya perlu juga mengetahui manfaat penerapan KPI bagi karyawan, bukan?

Karyawan dapat mengetahui seberapa baik hasil kerja yang sudah dilakukannya dengan mencocokkan pencapaiannya terhadap KPI. Semakin banyak KPI yang tercapai dan bahkan terlampaui, maka semakin baik pula hasil kerjanya. Dengan mengetahui kinerja yang dimilikinya, karyawan tersebut dapat terlebih dahulu mempersiapkan diri apabila ada hasil kerja yang masih belum mencapai target.

Dari situlah, karyawan dapat dengan lebih akurat mengidentifikasi kendala yang mungkin dapat menghambatnya dalam memberikan hasil kerja yang optimal. Karyawan tersebut juga dapat menunjukkan inisiatif setelah berhasil mengidentifikasi kendala yang dihadapinya kepada pihak manajer maupun supervisor.

Tentunya, atasan akan menyukai karyawan yang secara aktif berinisiatif mengidentifikasi kendala yang dihadapinya dalam menjalankan tugas serta tanggung jawabnya. Bantuan pun akan lebih mudah dan cepat diberikan, sehingga karyawan tersebut dapat lebih berupaya mencapai target yang ditetapkan dalam KPI yang dimilikinya.

Dengan KPI ini pula karyawan tidak hanya mengetahui seberapa baik kinerja yang berhasil ditunjukkannya, tetapi juga memperoleh bargain position atau posisi tawar apabila kinerjanya memang menunjukkan hasil yang baik.

Karyawan tersebut dapat memanfaatkan pencapaian kerjanya tersebut sebagai ‘senjata’ untuk meminta kenaikan gaji atau penempatan posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Ingat, KPI merupakan ukuran yang dibuat dengan seobjektif mungkin, sehingga ketika argumen untuk meningkatkan status maupun pendapatan seorang karyawan didasarkan pada capaian KPI yang dimilikinya, argumen tersebut memiliki validitas yang lebih baik dan bukan hanya sekadar berupa penilaian subjektif.

Tanpa adanya KPI, karyawan akan kesulitan dalam memberikan pembuktian apabila hasil kerjanya sudah baik dan cukup pantas untuk memperoleh apresiasi, baik dalam bentuk hadiah maupun kenaikan gaji dan jabatan. Karyawan tidak perlu takut hal ini terjadi apabila perusahaan tempatnya bekerja menerapkan KPI, karena indikator-indikator capaian yang terdapat pada KPI dapat menjadi pembuktian yang cukup kuat.

Manfaat lain yang bisa diterima seorang karyawan dengan adanya penerapan KPI adalah pemahaman yang baik terhadap arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Selain menjadi manfaat bagi perusahaan, hal ini juga dapat menjadi manfaat yang dirasakan oleh karyawan.

Ketika seorang karyawan memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tempatnya bekerja, karyawan tersebut dapat menentukan bagaimana cara terbaik yang bisa dilakukannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, karyawan tersebut juga dapat menghindari praktik-praktik yang mungkin dapat membantunya menyelesaikan pekerjaan, tetapi sesungguhnya tidak memiliki nilai tambahan yang positif bagi perusahaan tempatnya bekerja.

Bagaimana cara mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan ini? Mudah saja, karyawan dapat menyimpulkannya dari indikator-indikator yang harus dicapainya dalam menjalankan tugas serta tanggung jawabnya.

Bagi rekan-rekan yang ingin menetapkan KPI dalam bisnisnya, tim Performate.id siap untuk membantu Anda untuk menyusun KPI yang sesuai dengan kebutuhan dalam bisnis Anda. Silakan bagi Anda yang membutuhkan bantuan bisa kontak tim kami via WhatsApp disini

Ini Dia 4 Penyebab Kegagalan Rencana Bisnis

Ini Dia 4 Penyebab Kegagalan Rencana Bisnis

Semua pebisnis tentunya memiliki keinginan agar bisnisnya sukses, alhasil mereka membuat membuat rencana dalam bisnisnya dengan sematang mungkin.

Namun sayangnya, tidak semua rencana berjalan dengan baik dan terkadang berujung kepada kegagalan.

Pada kesempatan kali ini, Performate akan share terkait 4 Penyebab Rencana Bisnis Berujung Pada Kegagalan

 

1. Tidak Tahu Goal
Saat membuat goal sudah semestinya kita mengacu kepada visi dan misi dari perusahaan kita, dengan begitu goal yang kita buat akan sejalan dengan tujuan kenapa perusahaan kita ada.

Setelah goal itu dibuat, kita sebagai leader dari perusahaan perlu untuk mengkomunikasikan goal tersebut kepada setiap individu yang ada di dalam tim kita, sehingga tidak hanya kita yang tahu apa goal perusahaan yang ingin dicapai tetapi tim kita pun juga tahu.

Pada saat kita mengkomunikasikan goal tersebut kepada tim, tentunya kita perlu memberikan pemahaman kepada anggota tim bahwa jika goal tersebut tercapai maka secara tidak langsung goal mereka secara pribadi pun akan terfasilitasi.

 

2. Tidak Tahu Cara Mencapai Goal

Hal kedua yang menyebab sebuah rencana berujung gagal adalah tidak tahu cara mencapai goalnya.

Ibarat mau bepergian, tentunya kita harus terlebih dahulu menentukan kemana kita akan pergi, bagaimana caranya kita bisa sampai ke tempat tujuan tersebut, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke tujuan.

Begitu pula dengan goal, kita pun harus merumuskan goal tersebut dengan menggunakan pendekatan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Based).

Specific yang berarti goal kita spesifik ingin mencapai ke 1 tujuan tertentu
Measurable yang berarti pencapaian goal kita itu bisa diukur berhasil atau tidaknya.
Achievable yang berarti goal kita memang bisa dicapai
Relevant yang berarti goal tersebut relevant terhadap perkembangan Bisnis kita
Time based yang berarti ada batas waktu tertentu yang dibutuhkan untuk mencapai goal tersebut

Setelah itu, kita perlu buat aktivitas-aktivitas pendukung yang semakin mendekatkan kita untuk mencapai goal tersebut.

Dan tentunya aktivitas tersebut tidak mungkin kita semua yang mengerjakannya, oleh sebab itu kita perlu bangun tim untuk membantu kita mengerjakan aktivitas tersebut.

Selain itu, kita perlu menyiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas yang kita susun, mulai dari skill & knowledge tim, SOP, dan tidak ketinggalan kesiapan dari fasilitas kantor.

Dan tentunya jangan lupa kita perlu buat prioritas agar setiap goal bisa dicapai sesuai dengan harapan.

3. Tidak Memantau Scoreboard Sedang Berhasil Atau Gagal

Penyebab ketiga adalah kita tidak memantau apakah yang kita dalam kondisi berhasil atau gagal.

Kebanyakan orang cuma melihat hasilnya saat di akhir periode saja padahal jika saja mereka memperhatikan secara harian tentunya mereka bisa menyiapkan langkah antisipasi agar rencananya bisa berhasil.

 

4. Tidak Merasa Bertanggung Jawab

Masalah keempat yang menyebabkan rencana bisnis tidak berhasil adalah tidak adanya rasa tanggung jawab dari tim.

Sebagai seorang pebisnis sekaligus leader dari bisnis kita, kita perlu untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada masing2 individu di internal tim kita.

Yaitu dengan membangun semangat pencapaian visi misi perusahaan, dimana setiap merasa individu memiliki pengaruh terhadap keberhasilan dari perusahaan.

Dengan begitu, harapannya setiap individu yang berada perusahaan merasa memiliki peran penting terhadap keberhasilan perusahaan.

PF - Logo Only

Performate

About
Careers
Blog
Customer

Our Products

Products
Promo
Pricing
Family
Business
Education

Help

Workshop
Seminar
Guide
Support
Service
Help Center

Legal

Products
Promo
Pricing
Family
Business
Education

Contact

Jl. Raya Pondok Kelapa Jakarta Timur

cs@performate.id
0812-1203-0314